Kebudayaan Suku Toraja dan Dayak

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi SelatanIndonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana TorajaKabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.[1] Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.

Kebudayan toraja :

  1. Tongkonan

Hasil gambar untuk tongkonan

Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata “tongkonan” berasal dari bahasa Toraja tongkon (“duduk”).

Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. Ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka.[15] Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. Ketika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar.

Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat “pemerintahan”. Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu

 

  1. Ukiran kayu

Hasil gambar untuk ukiran toraja

Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan.[21] Untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Passura’ (atau “tulisan”). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja.

Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. Gambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas 15 panel persegi. Panel tengah bawah melambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik.

 

  1. Pemakaman

Hasil gambar untuk pemakaman toraja

Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman (Rambu Solo’) merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan yang berhak menggelar Upacara pemakaman yang besar. Upacara pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi dukacita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.

Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau (Mantunu). Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih.

Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.

  1. Musik dan Tarian

Hasil gambar untuk musik dan tarian toraja

Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa dukacita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum karena sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum (ritual terseebut disebut Ma’badong).Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman.

Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma’randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang, perisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan berbagai ornamen lainnya. Tarian Ma’randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan dewasa melakukan tarian Ma’katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma’akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma’dondan.

  1. Bahasa

Hasil gambar untuk musik dan tarian toraja

Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa’dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat  akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja.

 

Suku dayak

Suku Dayak merupakan sebuah suku di Indonesia yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan. Kehidupan yang primitif dan jauhnya dari akses informasi global menjadi ciri khas mereka. Namun berawal dari situ, ada sesuatu yang menarik untuk diketahui. Salah satu hal yang sangat menarik untuk dipelajari adalah kebudayaan mereka.

Ada beberapa macam kebudayaan dayak :

  1. Pakaian adat

Hasil gambar untuk pakaian adat dayak

Pakaian adat yang dikenakan dibagi menjadi 2, yakni pakaian adat untuk kaum laki-laki dan pakaian adat untuk kaum perempuan. Untuk kaum laki-laki, pakaian adatnya dinamakan sapei sadaq sedangkan untuk kaum perempuan, pakaian adatnya dinamakan Ta’a.

Ciri untuk pakaian adat laki-laki yaitu memakai ikat kepala yang terbuat dari pandan, dan umumnya digunakan oleh kalangan orang tua. Atasan yang dikenakan yakni berupa baju rompi dan bawahannya berupa cawat atau yang disebut dengan abet kaoq, serta mandau yang mereka ikat pada bagian pinggang. Sedangkan ciri untuk pakaian adat perempuan yaitu Pakaian ini bermotif tidak jauh berbeda dengan pakaian adat laki-laki. Yang membedakan hanyalah atasan baju mereka yang disebut dengan sapei inoq dan bawahannya yang berupa rok. Untuk perempuan, seluruh pakaiannya dihiasi dengan berbagai manik-manik yang cantik.

 

  1. Rumah adat

Hasil gambar untuk rumah adat dayak

Rumah adat masyarakat Dayak dinamakan dengan rumah Betang atau rumah Panjang. Yakni rumah adat khas Kalimantan yang dapat anda temui di wilayah penjuru Kalimantan, atau tepatnya di daerah hulu sungai yang merupakan pusat tempat tinggal dari masyarakat Dayak.

Pada umumnya, rumah Betang dibuat dalam bentuk panggung dan dengan ketinggian hingga mencapai 5 meter.

Rumah Betang yang dibuat tinggi difungsikan untuk bertahan dari banjir yang mengancam di daerah hulu. Budaya rumah Betang merupakan suatu cerminan kebersamaan antar masyarakat Dayak dan sistem aturan yang berlaku merujuk pada hukum adat yang disepakati bersama.

 

  1. Tari adat

Hasil gambar untuk tari adat dayak

Tarian adat suku Dayak terdiri menjadi 3 macam, yakni Tari Hudoq, Tari Leleng, dan Tari Kancet Papatai.

Tari Hudoq merupakan bagian ritual yang dilaksanakan setelah menanam padi oleh suku Dayak Bahau dan Dayak Modang. Inti dari tarian ini dilakukan untuk mengenang jasa/pengorbanan para leluhur mereka.

Tari Leleng merupakan tarian gadis dari Dayak Kenyah yang menceritakan tentang seorang gadis yang bernama Utan Along dimana dia akan dikawinkan secara paksa dengan seorang pemuda yang tidak dicintainya

Tari Kancet Papatai merupakan tarian perang dengan kisah salah seorang pahlawan Dayak Kenyah yang tengah berperang melawan musuh

 

  1. Alat musik

Hasil gambar untuk alat musik suku dayak

Dayak juga memiliki alat musik khas diantaranya adalah Garantung (gong) yakni alat  musik dibuat dari bahan-bahan logam, dan Gandang (gendang).

Merupakan alat musik untuk mengiringi tarian-tarian serta lagu-lagu yang dinyanyikan. Selain itu, Dayak juga memiliki alat musik tiup khas yang terbuat dari bahan yang berbeda, yakni Kalali, Tote, dan Suling Balawung.

  1. Upacara adat suku dayak

Hasil gambar untuk upacara adat suku dayak

Upacara adat yang terkenal dari masyarakat Dayak adalah upacara Tiwah, yakni merupakan ritual yang dilakukan untuk mengantarkan tulang orang yang telah meninggal ke Sandung (rumah kecil) yang telah dibuat.

Upacara ini juga diiringi dengan tarian-tarian, suara gong, serta hiburan lainnya. Ada juga upacara-upacara lain yang dilakukan, seperti upacara pembakaran mayat, menyambut kelahiran anak, dan penguburan mayat.

 

  1. Bahasa adat

Hasil gambar untuk bahasa adat suku dayak

Bahasa asal-usul Suku Dayak adalah bahasa Austronesia yang masuk dari bagian sebelah utara Kalimantan, yang mana selanjutnya menyebar menuju arah timur yang mana selanjutnya Bahasa asal-usul Suku Dayak adalah bahasa Austronesia yang masuk dari bagian sebelah utara Kalimantan, yang mana selanjutnya menyebar menuju arah timur Sehingga diperkirakan memiliki banyak bahasa seiring dengan datangnya kelompok-kelompok dari wilayah lain.

sumber : https://www.romadecade.org/suku-dayak/#!

https://www.romadecade.org/suku-toraja/#!

 

Leave a comment

Design a site like this with WordPress.com
Get started
search previous next tag category expand menu location phone mail time cart zoom edit close